Resistor – Komponen elektronika resistor menggunakan kode angka dan huruf untuk menulis nilai resistansinya. Dengan memahami kode angka atau huruf yang tertera pada badan resistor, maka akan sangat mudah membaca atau menghitung nilai resistor tersebut.

Pengertian Resistor

Pengertian resistor adalah sebuah komponen elektronika yang memiliki dua kaki atau lebih dan berfungsi untuk mengatur besarnya arus dan tegangan listrik yang mengalir pada suatu rangkaian kelistrikan atau elektronika.

Seperti diketahui bahwa komponen elektronika dibagi menjadi dua kategori, yakni komponen aktif dan pasif.

Resistor termasuk dalam komponen pasif, karena tidak memerlukan catu daya atau power supply utama untuk menghantarkan arus atau tegangan listrik.

Dalam dunia elektronika, hampir setiap rangkain atau peralatan elektronik menggunakan komponen resistor. Resistor terdiri dari beberapa macam berdasarkan bahan pembuatnya.Namun dalam prakteknya, jarang sekali ditemui semua jenis resistor dalam satu rangkaian.

Jadi setiap jenis resistor memiliki fungsi untuk rangkaian tertentu. Sebagai contoh misalnya sebuah rangkaian atau mesin handphone yang memiliki ruangan atau tempat sempit, maka tidak mungkin dipasang resistor jenis  variabel , karena umumnya memiliki bentuk fisik yang besar dan memakan tempat.

Untuk rangkaian handphone lebih cocok dipasang resistor jenis SMD (surface mount device).

Resistor memiliki fungsi ganda, yakni sebagai pembagi arus dan tegangan listrik dalam rangkaian kelistrikan atau elektronika. Fungsi resistor sebagai pembagi arus apabila dipasang tunggal atau jika lebih dari 1 dan dipasang secara seri

Resistor berperan fungsi sebagai pembagi tegangan apabila dipasang secara paralel. Dalam prakteknya resistor bisa dipasang sekaligus secara seri untuk membagi arus dan paralel untuk membagi tegangan. Pemasangan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan.

Fungsi Resistor

Fungsi resistor dalam rangkaian kelistrikan atau elektronika sangat banyak dan bervariasi seperti disebutkan diatas. Namun secara umum fungsi resistor pada dasarnya hanya ada dua macam yakni sebagai  pembagi arus listrik dan tegangan listrik.

Berikut adalah contoh fungsi resistor dalam rangkaian elektronik atau kelistrikan :

fungsi resistor pembagi arus listrik

Fungsi resistor pembagi arus listrik

 

fungsi resistor pembagi tegangan listrik

Fungsi resistor pembagi tegangan

Pada gambar rangkaian resistor diatas yang dipasang secara seri, semua memiliki tegangan yang berbeda beda pada kedua ujung kaki kakinya, namun arus yang mengalir dibagi sama rata.

Resistor memiliki daya atau power maksimum dalam menghantar arus listrik. Sebagai contoh misalnya apabila sebuah beban atau Load memerlukan daya sebesar 10 Watt maka resistor yang digunakan minimum memiliki daya sebesar 10 Watt juga, sedangkan untuk daya maksimum semakin besar yang dimiliki resistor akam semakin lebih baik.

Dalam praktek, Resistor dibuat dengan daya mulai 1/6 Watt hingga puluhan Watt. Semakin besar daya maksimum yang dimiliki sebuah resistor , maka bentuk fisiknya juga cenderung semakin besar. Mengingat bahwa terkadang dibutuhkan resistor dengan daya besar namun harus memiliki bentuk fisik yang kecil, resistor biasanya dibuat menggunakan teknik SMD (source mount device).

Resistor SMD teremasuk dalam salah satu jenis resistor yang ada di pasaran. Namun masih banyak lagi jenis jenis resistor lain.

Jenis Jenis Resistor

Seperti disinggung diatas , resistor memiliki banyak macam atau jenis berdasarkan bahan pembuatnya.

Dan umumnya setiap jenis resistor memiliki ciri-ciri fisik dan kode pembacaan masing masing.

Berikut beberapa macam jenis resistor yang digunakan dalam dunia industri elektronika.

  •  Resistor tetap

    Resistor tetap atau  fixed resistor adalah jenis resistor yang memiliki nilai resistansi tetap, artinya nilainya sesuai dengan yang tertulis pada badan resistor itu sendiri.

    Gambar dan simbol resistor tetap

    gambar dan simbol resistor tetap

    Gambar dan simbol resistor tetap

    Resistor tetap memiliki beberapa variasi atau tipe, yakni

    a. Resistor Cement.
    Resistor Semen sering disebut pula resistor kapur oleh sebagian teknisi elektronik, yaitu merupakan jenis resistor berdaya besar dan banyak digunakan pada rangkaian amplifier sound system yang menggunakan daya besar.

    resistor tetap tipe semen atau kapur

    gambar resistor tetap tipe semen atau kapur

    b. Resistor Terpadu (R-Pack).
    Desain resistor pack adalah paket resistor yang didalamnya terdapat sejumlah resistor. Resistor jenis ini dibuat dengan maksud mengurangi jumlah elemen dalam suatu rangkaian elektronika dan meningkatkan kemampuan integrasi suatu rangkaian.

    resistor tetap tipe pack smd

    Gambar resistor tetap tipe pack smd

    c. Resistor SMD ( Surface Mounted Device)
    SMD merupakan singkatan dari Surface Mounted Device artinya kurang lebih komponen yang menempel dipermukaan solder.

    resistor tetap tipe smd

    Gambar resistor tetap tipe smd

     

  • Resistor Variabel

    Resistor variabel adalah jenis resistor yang dapat diatur nilai resistansinya. Resistor jenis ini dapat diatur mulai dari resistansi 0 sampai dengan maksimal nilai yang tercantum pada badan resistor tersebut.

    Gambar dan simbol resistor variabel

    gambar dan simbol resistor variabel

    Gambar dan simbol resistor variabel

    Biasanya resistor jenis ini digunakan pada rangkaian elektronika sebagai pengatur arus dan tegangan listrik atau sinyal input.

    Contoh penggunaannya adalah pada volume suara radio atau televisi analog, dimana pengaturan naik turun atau lemah kuat suara dapat diatur dengan memutar variabel resistor. Variabel resistor terdiri dari dua macam , yakni potensiometer dan trimer potensio.

     

    Trimmer potensio (trimpot)

    Trimmer potensio atau sering disingkat trimpot adalah variasi dari variabel resistor atau VR yang sering digunakan pada perangkat elektronik untuk kalibrasi atau pre-kalibrasi.

    Trimpot memiliki nilai resistansi yang ditulis menggunakan angka langsung pada badannya, namun ada juga yang ditulis menggunakan kode angka seperti pada kapasitor.

    Gambar macam macam trimpot variabel resistor trimmer potensio

    Gambar macam macam trimpot

    Misalnya untuk nilai timpot 10 K ditulis menggunakan kode angka 103, dan ada yang tertulis 10K.

    Potensiometer

     

    Potensiometer adalah jenis variabel resistor yang banyak digunakan untuk mengatur level sinyal audio, video atau kalibrasi tegangan dan arus listrik.

    Nilai resistansi pada potensiometer biasanya ditulis langsung menggunakan angka di badan potensiometer tersebut, misalnya 20K.

    Struktur Potensiometer

    Pada dasarnya bagian-bagian penting dalam Komponen Potensiometer adalah :

    -Penyapu atau disebut juga dengan Wiper
    -Element Resistif
    -Terminal

    Jenis-jenis Potensiometer

    Berdasarkan bentuknya, Potensiometer dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu :

    Potensiometer Slider, yaitu Potensiometer yang nilai resistansinya dapat diatur dengan cara menggeserkan Wiper-nya dari kiri ke kanan atau dari bawah ke atas sesuai dengan pemasangannya. Biasanya menggunakan Ibu Jari untuk menggeser wiper-nya.

    jenis jenis potensiometer

    Jenis jenis potensiometer

    Potensiometer Rotary, yaitu Potensiometer yang nilai resistansinya dapat diatur dengan cara memutarkan Wiper-nya sepanjang lintasan yang melingkar. Biasanya menggunakan Ibu Jari untuk memutar wiper tersebut. Oleh karena itu, Potensiometer Rotary sering disebut juga dengan Thumbwheel Potentiometer.

    Potensiometer Trimmer, yaitu Potensiometer yang bentuknya kecil dan harus menggunakan alat khusus seperti Obeng (screwdriver) untuk memutarnya. Potensiometer Trimmer ini biasanya dipasangkan di PCB dan jarang dilakukan pengaturannya.Jenis-jenis Potensiometer

    Prinsip Kerja (Cara Kerja) Potensiometer

    Sebuah Potensiometer (POT) terdiri dari sebuah elemen resistif yang membentuk jalur (track) dengan terminal di kedua ujungnya. Sedangkan terminal lainnya (biasanya berada di tengah) adalah Penyapu (Wiper) yang dipergunakan untuk menentukan pergerakan pada jalur elemen resistif (Resistive). Pergerakan Penyapu (Wiper) pada Jalur Elemen Resistif inilah yang mengatur naik-turunnya Nilai Resistansi sebuah Potensiometer.

    prinsip kerja potensiometer

    Prinsip kerja potensiometer

    Elemen Resistif pada Potensiometer umumnya terbuat dari bahan campuran Metal (logam) dan Keramik ataupun Bahan Karbon (Carbon).
    Berdasarkan Track (jalur) elemen resistif-nya, Potensiometer dapat digolongkan menjadi 2 jenis yaitu Potensiometer Linear (Linear Potentiometer) dan Potensiometer Logaritmik (Logarithmic Potentiometer).

    Fungsi-fungsi Potensiometer

    Dengan kemampuan yang dapat mengubah resistansi atau hambatan, Potensiometer sering digunakan dalam rangkaian atau peralatan Elektronika dengan fungsi-fungsi sebagai berikut :

    -Sebagai pengatur Volume pada berbagai peralatan —–  -Audio/Video seperti Amplifier, Tape Mobil, DVD Player.
    -Sebagai Pengatur Tegangan pada Rangkaian Power Supply
    -Sebagai Pembagi Tegangan
    -Aplikasi Switch TRIAC
    -Digunakan sebagai Joystick pada Tranduser
    -Sebagai Pengendali Level Sinyal

    Potensio meter dibagi lagi menjadi tiga macam berdasarkan perbandingan resistansi terhadap putaran atau geseran, Yaitu linear, logaritmis dan anti logaritmis.

    Perbandingan resistansi terharap putaran inilah yang membedakan jenis-jenis potensio linear, logaritmis dan anti logaritmis.

    Potensiometer Linear

    Adalah potensiometer dengan perbandingan putaran terharap resistansi yang bergerak linear. Artinya perbandingan skala putaran terhadap nilai resistansi bergerak secara selaras dan sesuai. Untuk lebih jelas perhatikan tabel berikut ini :

    Skala Tampilan 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
    Perbandingan (%) 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

    Sebagai contoh jika kita menggunakan sebuah potensiometer linear dengan nilai resistansi sebesar 50kΩ, maka perubahan nilai resistansi pada kaki-kaki potensiometer dapat digambarkan sebagai berikut ini:

    1. Pada posisi minimum (kiri penuh) maka resistansi kaki A (kiri) terhadap kaki C (tengah) sama dengan nol dan resistansi kaki B (kanan) terhadap kaki tengah sama dengan 50kΩ.
    2. Pada posisi maksimum (kanan penuh) maka resistansi kaki A (kiri) terhadap kaki C (tengah) sama dengan 50kΩ dan resistansi kaki B (kanan) terhadap kaki tengah sama dengan nol.
    3. Pada posisi tengah maka resistansi kaki A (kiri) terhadap kaki C (tengah) sama dengan 25kΩ dan resistansi kaki B (kanan) terhadap kaki tengah sama dengan 25kΩ.

    Potensiometer Logaritmis

    Adalah potensiometer dengan perbandingan putaran terharap resistansi yang bergerak mengikuti aturan logaritma. Potensiometer jenis ini banyak dipakaai untuk keperluan audio seperti volume dan pengatur nada bass, middle dan treble.

    Skala yang di-log kan adalah 0 sampai 10. Misalnya pada skala 2 akan diperoleh perbandingan sebesar logaritma dari 2 yaitu kira-kira sebesar 30%. Jika dibuat grafik akan terlihat grafik potensiometer logaritmis berupa garis lengkung dengan parabola menghadap keatas.

    Untuk lebih jelas perhatikan tabel berikut ini :

    Skala tampilan 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
    Perbandingan (%) 0 30 47 60 70 77 85 90 95 100

    Potensiometer Anti Logaritmis (Reverse Log)

    Adalah potensiometer dengan perbandingan putaran terharap resistansi yang bergerak mengikuti aturan anti logaritma skala. Potensiometer ini banyak dipakai pada aplikasi penguat gitar.

    Skala yang di-antilog kan adalah 0 sampai 1 atau skala tampil dibagi 10. Misalnya pada skala 2 akan diperoleh perbandingan sebesar anti logaritma dari 0.2 yaitu kira-kira sebesar 10%. Jika dibuat grafik akan terlihat grafik potensiometer logaritmis berupa garis lengkung dengan parabola menghadap kebawah.

    Untuk lebih jelas perhatikan tabel berikut ini :

    Skala Tampilan 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
    Perbandingan (%) 0 10 15 20 25 30 40 50 65 80 100

    Jika dilihat dari skema rangkaian , sebenarnya ada dua hal yang diatur, ada beberapa rangkaian yang mengatur besar kecilnya arus ataua tegangan listrik untuk mengendalikan lemah dan kuatnya suara yang masuk ke loudspeaker.

    Namun kebanyakan bagian sinyal input suara yang diatur levelnya untuk mengendalikan lemah atau kuatnya suara yang masuk ke rangkaian dan kemudian dikeluarkan ke loudspeaker.

  • Thermistor

    Adalah sebuah resistor yang nilai resistansinya di pengaruhi oleh suhu (temperature). Thermistor singkatan dari thermal resistor.

    Thermistor terdiri dari NTC (Negatif temperature coefisien) dan PTC (positif temperature coefisien).

    NTC adalah resistor yang nilai resistansi akan berubah semakin tinggi seiring dengan naiknya suhu.Jenis ini sering diaplikasikan pada pesawat tv untuk mengontrol arus listrik saat terjadi kenaikan suhu pada komponen tersebut. Gunanya untuk mencegah terjadinya arus litrik berlebih yang dapat menimbulkan terbakar.

    Thermistor NTC umumnya digunakan pada input listrik bagian awal, misalnya pada kulkas, dimana saat terjadi kerusakan di motor kompressor, maka suhu akan naik dan NTC akan bekerja memutuskan arus listrik agar tidak terjadi kebakaran.

     

    gambar resistor jenis thermistor NTC

    Gambar resistor jenis thermistor NTC

    PTC adalah resistor yang nilai resistansi akan akan berubah semakin rendah seiring dengan naiknya suhu. Digunakan untuk mencegah penyerapan arus listrik yang besar saat pertama kali dialiri arus listrik. Barulah setelah penyerapan arus listrik stabil, ia akan menghantar dengan resistansi mendekati nol Ohm. Biasanya digunakan pada rangkaian input awal tegangan listrik.

    gambar resistor jenis thermistor PTC

    Gambar resistor jenis thermistor PTC

     

  • LDR

    Light dependent resistor (LDR) adalah sebuah resistor yang nilai resistansi atau hambatan dipengaruhi oleh intensitas cahaya yang masuk.

    gambar dan simbol resistor jenis LDR

    Gambar dan simbol resistor jenis LDR

    LDR umumnya digunakan untuk aplikasi sensor cahaya, sebagai contoh adalah lampu penerangan di jalan jalan, dia akan menyala secara otomatis saat cuaca sangat gelap, dan jika cuaca terang dia akan mati dengan sendirinya.

Resistor memiliki karaketeristik utama dalam hal menghantarkan arus listrik, namun ada hal lain selain arus.

Karakteristik Resistor

Karakteristik resistor memiliki beberapa unsur yaitu resistansi , daya arus listrik, suhu, indukatansi dan derau listrik yang bisa mempengaruhi resistor tersebut.

Menurut wikipedia  “Karakteristik utama dari resistor adalah resistansinya dan daya listrik yang dapat dihantarkan. Karakteristik lain termasuk koefisien suhu, derau listrik (noise), dan induktansi. Resistor dapat diintegrasikan kedalam sirkuit hibrida dan papan sirkuit cetak, bahkan sirkuit terpadu.

Cara Membaca Atau Menghitung Nilai Resistor

Resistor memiliki kode berupa angka atau warna yang melekat pada bodi atau badan dari resistor tersebut. Untuk dapat membaca dan menghitung resistor yang menggunakan kode warna, maka harus mengetahui terlebih dahulu arti atau nilai dari masing masing warna yang sudah di paten kan secara internasional.

Tabel kode warna resistor standar Internasional

Warna Pita pertama Pita kedua Pita ketiga
(pengali)
Pita keempat
(toleransi)
Pita kelima
(koefisien suhu)
Hitam 0 0 × 100
Cokelat 1 1 ×101 ± 1% (F) 100 ppm
Merah 2 2 × 102 ± 2% (G) 50 ppm
Jingga (oranye) 3 3 × 103 15 ppm
Kuning 4 4 × 104 25 ppm
Hijau 5 5 × 105 ± 0.5% (D)
Biru 6 6 × 106 ± 0.25% (C)
Ungu 7 7 × 107 ± 0.1% (B)
Abu-abu 8 8 × 108 ± 0.05% (A)
Putih 9 9 × 109
Emas × 10−1 ± 5% (J)
Perak × 10−2 ± 10% (K)
Kosong ± 20% (M)

Nilai resistor dinyatakan dalam satuan Ohm atau Omega, yang merupakan nama penemu resistor yakni   Georg Ohm.

Besarnya arus listrik yang mengalir pada resistor berbanding terbalik dengan nilai resistansi, artinya semakin besar nilai sebuah resistansi resistor, maka arus yang dialirkan akan semakin kecil.

Hal tersebut berdasarkan Hukum Ohm yang berbunyi :

Hukum Ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang mengalir melalui sebuah penghantar selalu berbanding lurus dengan beda potensial yang diterapkan kepadanya.

Nilai satuan resistor yang paling sering digunakan adalah :

  • Ohm = Ω
    • Kilo Ohm = KΩ
    • Mega Ohm = MΩ
    • KΩ = 1 000Ω
    • MΩ = 1 000 000Ω

Resistor dengan kode warna biasanya terdapat pada resistor jenis arang.

Sedangkan untuk resistor jeni kawat atau dalam dunia praktek sering disebut resistor kapur, biasanya menggunakan kode kombinasi angka.

Demikian juga pada resistor jenis keramik atau SMD, biasanya menggunakan kode kombinasi angka dan huruf.

Cara membaca nilai dari ketiga resistor tersebut pun berbeda.

Membaca nilai resistansi atau hambatan resistor arang

Resistor arang banyak sekali dijumpai pada hampir di setiap rangkaian elektronika.

Untuk membaca resistor jenis ini biasanya ada 4 atau 5 gelang warna yang menempel pada badan resistor.

Contoh sebuah resistor memiliki susunan kode 4 gelang warna Hijau-Biru-Merah-Emas, seperti gambar berikut.

resistor carbon atau arang 5,6k ohm

Gambar resistor tetap jenis arang

gambar resistor 5k6

Gambar diatas adalah sebuah gambar resistor resistor 5k6 atau 5,6k jenis arang.

membaca kode warna resistor

Membaca kode warna resistor

Cara Membaca Nilai Resistor Dengan Kode Warna. Hijau nilainya adalah 5. Biru nilainya adalah 6. Merah nilainya adalah 2 (artinya jumlah 0 ada 2 buah) Emas menunjukkan toleransi 5% Maka pembacaannya adalah: 5600 = 5600 Ohm = 5 kilo 600 Ohm = 5K6 Ohm Toleransi adalah +/- 5600×5%=280

Dalam penggunaan resistor di perangkat elektronika, terkadang dibutuhkan gabungan beberapa resistor untuk mendapatkan nilai resistansi yang dibutuhkan. Untuk itu dibentuk sebuah rangkaian seri atau paralel dari dua buah resistor atau lebih untuk memperoleh nilai resistpr tersebut.

Rangkaian Seri Dan Paralel Resistor

Rangkaian seri dan paralel resistor memiliki nilai total yang merupakan penjumlahan atau pembagian dari beberapa resistor tersebut. Nilai total dari suatu rangkaian seri atau paralel resistor dihitung menggunakan rumus resistor yang sudah di baku kan.

Rumus resistor seri

Rumus resistor seri menggunakan penjumlahan dari nilai resistor resistor tersebut. Misalnya apabila ada 2 buah resistor dengan nilai R1=10 Ohm dan R2=5 Ohm, maka nilai total dari kedua resistor yang dipasang secara seri adalah R1 + R2 =10 + 5 = 15 Ohm.

Jadi kesimpulannya adalah bahwa nilai total resistor yang dipasang secara seri selalu lebih besar dari nilai masing masing resistor tersebut. Rumus resistor seri ini kebalikan dari rumus kapasitor yang apabila di susun dalam rangkaian seri akan menghasilkan nilai total yang lebih kecil dari nilai masing masing kapasitor tesebut.

 

Rumus resistor seri

Rumus resistor paralel merupakan kebalikan dari rumus kapasitor seri, Yang mana pada rumus kapasitor yang dipasang paralel  nilai total kapasitasnya menjadi lebih besar atau merupakan penjumlahan dari semua resistor tersebut. Sedangkan untuk resistor dimana pada nilai total yang didapat untuk resistor disusun paralel, nilai resistansinya lebih kecil dari nilai masing masing resistor tersebut.

gambar rumus resistor paralel

Rumus resistor paralel

 

 

 

JIKA TULISAN INI BERMANFAAT, Silakan BAGIKAN KE SOSMED :